Sawahlunto, Tikalak.com – Hadiri secara langsung malam puncak festival Galanggang Arang sekaligus dalam rangka memeriahkan HUT ke 5 Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS), Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Irini Dewi Wanti , S.S., M.SP. mengatakan bahwa pasca ditetapkannya WTBOS sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO tahun 2019, penguatan ekosistem budaya Kawasan WTBOS perlu terus dilakukan.
Untuk itu, guna mendukung penguatan tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak tahun 2023 menyelenggarakan Kegiatan Galanggang Arang bekerja sama dengan pemerintah daerah di delapan kabupaten/kota penyangga WTBOS yaitu Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, Kota Solok, dan Kota Sawahlunto.
“Disamping itu sebagai negara-negara yang meratifikasi konvensi warisan dunia berarti kita memiliki kewajiban untuk menjaga keberlanjutan dari seluruh daerah kerja yang ditetapkan.
“Kementerian Kebudayaan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan seluruh masyarakat budayawan, seniman secara bersama-sama mesti berkomitmen untuk merawat warisan dunia tersebut sehingga sombol-simbol dari kegiatan yang dilakukan dalam hal ini penyelenggaraan festival, bukanlah bagian yang utama tetapi bagaimana transfer pengetahuan dari narasi yang kita bangun tentang warisan dunia ini bisa ditransfer kepada generasi muda agar pengetahuan yang terutama mengakar dari budaya Minangkabau ini akan terus terlestari dalam konteks pengembangan kebudayaan kedepannya” kata Iriani dalam sambutannya pada acara yang berlangsung di Museum Gudang Ransum, Sabtu (6 Juli 2024)
Sebelumnya Gubernur Sumatera Barat dalam hal ini oléh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Jefrinal Arifin menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi kepada tim kerja penguatan ekosistem budaya kawasan WTBOS.
“Penetapan WTBOS adalah momen bersejarah dan sangat penting karena telah menjadi simbol keberagaman budaya di Indonesia.
“Kegiatan ini juga sekaligus mengingatkan kita akan tanggung jawab bersama dalam melestarikannya agar tetap relevan bagi generasi yang akan datang” ucap Jefrinal Arifin
Pj Walikota Sawahlunto, Fauzan Hasan yang membuka secara resmi mengucapkan terimakasih kepada Kemendikbudristek atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Penguatan ekosistem WTBOS yang dikemas dalam bentuk Kegiatan Galanggang Arang memberikan ruang bagi masyarakat, komunitas, pelaku seni, pelestari budaya dan unsur masyarakat lainnya untuk terlibat langsung dalam upaya merawat warisan dunia sebagaimana tema yang diusung “Anak Nagari Merawat Warisan Dunia”
“Kita masih ada pekerjaan berat dalam menjaga keberlanjutan WTBOS diantaranya belum ada badan pengelola yang terintegrasi” kata Fauzan.
Ia melanjutkan, terpilihnya Sawahlunto sebagai tuan rumah We Are Site Manager Internasional Simposium 2025 merupakan hal yang sangat strategis dalam hal memperkenalkan Sumatera Barat kefunia Internasional khususnya untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait pengelolaan warisan dunia oléh pengelola warisan dunia dari seluruh dunia.
“Untuk itu kami memohon dukungan penuh dari Gubernur Sumatera Barat atas terselenggaranya acara tersebut dimana saat ini kami membutuhkan perhatian dan pembenahan serius atas sarana prasarana infrastruktur untuk memberikan perasaan aman dannyaman kepada peserta yang diperkirakan akan diikuti oléh 36 negara nantinya” harap PJ Walikota Sawahlunto tersebut
Pada malam puncak Galanggang Arang yang sekaligus merupakan HUT ke 5 WTBOS ini juga dilangsungkan pembacaan ikrar atau kesepakatan kaum muda Sawahlunto untuk ikut merawat warisan dunia serta pembacaan kesepakatan Guru-Guru “Musyawarah Guru Mata Pelajaran” (MGMP) IPS dan sejarah SMP, SMA, SMK se-kota sawahlunto.
Selanjutnya berturut-turut penampilan karya seni tari dan musik diawali dengan tari kreasi persembahan Sanggar Canang Badantiang kota Sawahlunto, diikuti atraksi para musisi Nasional dan mancanegara yaitu penampilan musisi Gilang Ramadhan, Miho dan Katsu (KURI-Jepang) dan Taufik Adam (Indonesia) dan lainnya.
*marjafri