Uncategorized

BPBD PADANG GELAR SOSIALISASI MASYARAKAT TANGGUH BENCANA DENGAN KELUARGA BESAR ORMAS PEMUDA PANCASILA KOTA PADANG

37
×

BPBD PADANG GELAR SOSIALISASI MASYARAKAT TANGGUH BENCANA DENGAN KELUARGA BESAR ORMAS PEMUDA PANCASILA KOTA PADANG

Sebarkan artikel ini

Padang, Tikalak.com – Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Padang Endrizal menggelar acara Sosialisasi Masyarakat Tangguh Bencana dengan Keluarga Besar Ormas Pemuda Pancasila Kota Padang bertempat di Sekretariat Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kota Padang. Rabu (25/10/2022)

 

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Padang gelar acara Sosialisasi Masyarakat Tangguh Bencana dengan keluarga besar Ormas Pemuda Pancasila Kota Padang di Sekretariat MPC Pemuda Pancasila Kota Padang.

Dalam kesempatan tersebut Endrizal yang juga sekaligus Pembina dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila Kecamatan Koto Tangah menyatakan ada tiga kecamatan di kota Padang ini yang berpotensi rawan bencana yaitu Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kecamatan Lubuk Kilangan dan Kecamatan Koto Tangah, dua kecamatan yaitu Bungus Teluk Kabung dan kecamatan Lubuk Kilangan berpotensi bencana longsor, sedangkan untuk kecamatan Koto Tangah berpotensi dengan abrasi, banjir dan tsunami kalau terjadi gempa besar, ujarnya.

 

    Gambar : Peta Gempa Bumi dan Tsunami di Kota Padang.

Untuk tingkat kecamatan disebutkan Endrizal, “Kementerian Dalam Negeri satu minggu belakangan ini baru memikirkan membuat konsep Kecamatan Tangguh Bencana, sementara kita BPBD Kota Padang sudah menerapkannya yang kita mulai dari Kecamatan Koto Tangah, artinya kita sudah dahulu, sementara Kementerian Dalam Negeri masih membuat konsep, kita sudah mewujudkannya”, ujarnya.

Sementara itu Badan Kemanusiaan Dunia Unesco bersama BMKG juga mengembangkan istilah Tsunami Ready Community (kelompok siap menghadapi tsunami) atau sama juga dengan kelurahan tangguh bencana, yaitu berupa simulasi cara penyelamatan saat ada bencana dan sesudah terjadinya bencana.

Disebutkan Endrizal bahwa BPBD kota Padang telah menyiapkan kelurahan tangguh bencana, yang tahun ini dimulai dari kelurahan Koto Tangah. Terkait hal itu dia meminta kepada Ketua PAC Pemuda Pancasila Koto Tangah beserta jajarannya agar ikut berpartisipasi dan sekaligus jadi pioner atau inisiator penggerak di tiap-tiap kelurahan yang ada di kecamatan Koto Tangah, ujarnya.

Bahkan Endrizal berencana untuk dua bulan kedepan akan mengadakan lomba simulasi ditingkat PAC Pemuda Pancasila se-Kota Padang, sesuai dengan potensi bencana di masing-masing kecamatannya dengan membuat video berdurasi 7 menit tentang cara penyelamatan saat ada bencana dan sesudah bencana terjadi dengan kemudian ditampilkan di youth center. Usulan tersebut disambut gembira oleh Ketua Pemuda Pancasila Kota Padang Roy Madea Oka.

Sementara itu menurut ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kota Padang mengatakan, bahwa ormas Pemuda Pancasila sudah lama ikut andil dalam kegiatan tanggap bencana di Sumatera Barat ini, mulai dari musibah gempa bumi 2009 yang terjadi di kota Padang, misi kemanusiaan mencari beberapa pelajar yang hanyut di pantai Air Manis Padang, bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang tertimpa musibah banjir bandang di Solok Selatan dan juga bantuan kemanusiaan musibah gempa bumi yang terjadi di kabupaten Pasaman. Hal ini terbukti dari beberapa piagam penghargaan dari Basarnas atas reaksi cepat tanggap bencana yang dilakukan ormas kami.

Selanjutnya disebutkan Boni (panggilan akrab Ketua PP Kota Padang), “kami juga memiliki Tim Reaksi Cepat (TRC) yang memang khusus bertugas dibidang bencana”, ujarnya.

Selain itu menurut Endrizal, perlu diadakan simulasi cara-cara penyelamatan diri jika musibah gempa terjadi apalagi jika berkemungkinan disertai tsunami agar masyarakat tidak panik. Kota Padang terletak di balik kepulauan Mentawai,

Endrizal juga mengungkapkan banyaknya korban jiwa yang terjadi akibat musibah-musibah sebelumnya seperti gempa dan tsunami di Aceh 2004 dan Padang 2009 karena tidak adanya kesiapan masyarakatnya, BMKG juga tidak siap, sehingga saat gempa terjadi mereka semua jadi panik dan tidak tahu cara menyelamatkan diri. Menurutnya gempa yang berpotensi tsunami biasanya berkisar 30 detik (setengah menit), jika hal itu terjadi sebaiknya langsung menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman, ungkapnya.

Guna mengantisipasi dan menghadapi bencana-bencana yang mungkin akan terjadi perlu adanya masyarakat yang tangguh bencana, dalam artian kata dimana masyarakat tersebut sudah tahu dan memahami cara-cara menghadapi dan menyelamatkan diri jika musibah atau bencana itu terjadi, sehingga mereka tidak panik dan histeris”, katanya.

Kemudian Endrizal menyatakan, “jika saat terjadi gempa, masyarakat diminta jangan panik, jika memungkinkan langsung keluar bangunan menuju halaman yang luas (titik kumpul), namun jika tidak memungkinkan keluar dari bangunan maka segeralah melindungi kepala bagian belakang dengan helm/benda lain sambil berlindung di bawah meja, sudut ruangan dibawah kunsen pintu kayu, atau titik-titik lain yang dianggap aman”, katanya.

Sedangkan mengenai keberadaan beberapa shelter yang telah ada di kota padang ini dinilainya kurang efisien, bahkan ada shelter yang fungsinya disalahgunakan sebagai tempat maksiat, sementara biaya pembangunannya mencapai milyaran rupiah. Dia berencana akan mengusulkan agar kedepannya mengenai anggaran pembangunan shelter itu lebih difokuskan pada tempat ibadah dan sekolah, dimana nantinya masjid ataupun sekolah-sekolah dibangun bertingkat.(HA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *