MENTAWAI, TIKALAK.COM—Bandar Udara Mentawai (BUM) di Rokot hanya tinggal menunggu sertifikasi bandar udara untuk dapat beroperasi secara resmi. Di sisi lain, komunikasi dengan pemerintah pusat, maskapai, dan Pemerintah Australia, terus dilakukan agar pesawat jenis ATR bisa segera mendarat saat sertifikat BUM terbit.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah saat meninjau pengerjaan BUM di Desa Rokot, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kamis (24/8). BUM sendiri dibangun untuk menggantikan bandara yang ada sebelumnya, yaitu Bandara Rokot Sipora, sehingga didarati pesawar jenis ATR (pesawat penumpang rute pendek), yang bisa membawa hingga 70 lebih penumpang dalam satu kali penerbangan.
“Potensi kepariwisataan di Mentawai sangat besar, sehingga keberadaan BUM diyakini akan memberikan dampak sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Mentawai. Saat ini, informasi sementaranya tanggal 7 September nanti sertifikasinya selesai,” ucap Mahyeldi.
Potensi besar kepariwisataan Mentawai, kata Gubernur, terbukti dari data perkiraan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bumi Sikerei tersebut, di mana sekitar 350-500 wisman berlabuh di Mentawai dalam sepekan. Dari jumlah tersebut, disebutkan bahwa wisman terbanyak datang dari Australia.
“Oleh sebab itu, kami akan mengintensifkan komunikasi dengan pihak maskapai dan Pemerintah Australia. Agar, jika nanti BUM sudah bisa beroperasi, penerbangan dari Australia menuju BIM (Bandara Internasional Minangkabau) juga bisa dimulai, dan nanti dari BIM pesawat ATR bisa terbang ke BUM. Selain itu, kita juga bisa membawa jemaah umrah asal Australia melalui BIM nantinya,” ucap Mahyeldi.
Informasi sementara dari pengelola BUM, sudah cukup banyak maskapai yang menyatakan kesiapan untuk mengoperasikan pesawat ATR ke Mentawai. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di Mentawai diyakini akan semakin melaju melalui sektor pariwisata.
“Mudah-mudahan segala persiapan dan urusan yang diperlukan bisa berjalan lancar dan maksimal, sehingga keberadaan BUM nantinya akan sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat Mentawai,” ucap Mahyeldi.
Sebagai informasi, bandara baru di Kabupaten Kepulauan Mentawai tersebut memiliki panjang runway 1.500×30 meter, sehingga dapat dilandasi pesawat ATR 72-600 berkapasitas maksimal 78 penumpang. Sebelumnya, bandara yang lama (Bandara Rokot Sipora) hanya bisa dilandasi pesawat Cessna Grand Caravan berkapasitas 12 orang dengan panjang runway 850×23 meter.
Tinjau Pembangunan Jalan Provinsi
Selain itu, pada kunjungan kerja (kunker) itu, Mahyeldi juga meninjau pengerjaan jalan long segment Kantor Camat Sipora Utara-Dusun Berkat sepanjang 5,9 kilometer. “Ini salah satu dari dua ruas jalan yang berstatus jalan provinsi di Mentawai. Insya Allah dalam tahun ini bisa selesai,” ucap Mahyeldi.
Peningkatan akses jalan yang dilakukan di Mentawai, ujar Gubernur, adalah bagian dari upaya Pemprov Sumbar untuk terus memacu perekonomian di Bumi Sikerei. Sebab, dengan akses jalan yang baik, masyarakat pun dapat membangun rumah dan pertokoan di sisi kiri dan kanan jalan untuk menunjang perekonomian rumah tangga masing-masing.
“Pemerataan jalan di Kabupaten Mentawai sangat penting. Terlebih, Bandar Udara Mentawai juga akan segera beroperasi. Sehingga, peningkatan akses-akses transportasi akan sangat berdampak pada perekonomian masyarakat,” ucapnya lagi.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumbar, Adratus Setiawan merincikan, penanganan long segment Jalan Kantor Camat-Dusun Berkat menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp24 miliar lebih. Pengerjaan diperkirakan dapat tuntas pada Desember 2023.
“Penanganan long segment ini sepanjang 5,9 km, terdiri dari penanganan efektif sepanjang 2,75 km, dan sisanya itu pemeliharaan rutin. Insya Allah bisa kami tuntaskan akhir tahun ini,” ucap Adratus. (vand)