Padang, Tikalak.com — Pimpinan VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI) Hendra Susanto, ST,M.Eng, M.H,CFTA,CSFA,CIAE,CCCAE,CertDA berikan kuliah umum dengan tema “Tacid Knowledge Developing Leadership and Capabilities to Achieve Your Ultimate Goals“, Selasa (22/03/2023) di Kampus Universitas Andalas Padang.
Dalam materi kuliah umum tersebut Hendra Susanto mengingatkan dan menekankan pentingnya seseorang untuk menguasai “Tacit Knowledge” atau ilmu yang tidak diajarkan di sekolah dan dunia Akademisi Universitas.
Sementara itu disebutkan Hendra Susanto, pengertian dari ‘Tacit knowledge’ itu sendiri adalah suatu ilmu pengetahuan yang dikumpulkan dari pengalaman, dan pemahaman dalam konteks pribadi yang terinternalisasi dalam setiap individu,” ujarnya.
Dalam penyampaian materi kuliah umumnya di hadapan mahasiswa Unand, ia mengatakan ‘Tacit Knowledge’ tidak akan ditemukan dalam buku pelajaran dan hanya bisa dilakukan pada saat tertentu atau mendesak.
Hendra Susanto mengatakan, “Secara pribadi, saya telah mengalami atau merasakan langsung ‘Tacit Knowledge’” ujarnya.
Kemudian disebutnya, sebagai seorang pejabat negara yang hampir setiap hari berkecimpung seputar pemeriksaan keuangan, ia mengaku, sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan tentang akuntansi.
Namun, diakuinya dia memiliki mimpi dan keinginan untuk bisa meraihnya, sehingga ia mengaku tetap bisa menjalankan amanah yang dipercayakan negara.
Menurut Hendra Susanto, “Pada awalnya saya tidak mengerti apa itu akuntan, laporan keuangan dan sebagainya. Tapi setelah masuk ke BPK, saya jadi paham. Jadi sebetulnya itu adalah ‘Tacit Knowledge’,” terangnya.
Sementara dalam kuliah umumnya, ia berharap perjalanan karier tersebut hendaknya dapat dicontoh oleh para mahasiswa di Indonesia, terutama bagi mahasiswa Unand.
Ia mengatakan mimpi, tekad, selalu ingin belajar, menjaga kejujuran, mengembangkan kapasitas dan jaringan menjadi modal utama hingga akhirnya berhasil berada di posisi saat ini.
Belajar dari Buya Hamka dan Hatta
Pimpinan VII Badan Pemeriksa Keuangan Negara (BPK) RI, Hendra Susanto meminta agar mahasiswa bisa belajar dari sosok Buya Hamka dan Bung Hatta.
Hendra Susanto mengaku, “Saya menginspirasikan Buya Hamka dan Bung Hatta dalam menggapai mimpi,” kata Hendra.
Pengakuan tersebut bukan tanpa alasan, Hendra mengidolakan dua sosok bapak bangsa tersebut. Sebab dia melihat bahwa Buya Hamka dan Bung Hatta bisa menjadi tokoh berpengaruh hingga saat ini karena perjuangan mereka di tengah keterbatasan.
“Dapat kita bayangkan, pada waktu itu belum ada teknologi internet, transportasi yang memadai, namun kenyataannya mereka sukses mewujudkan mimpi mereka membangun bangsa ini,” katanya.
Bahkan, ucap Hendra Susanto, perjalanan bangsa tidak terlepas dari campur tangan kedua orang itu, selain nama besar tokoh lainnya dari Sumatera Barat (Sumbar), seperti Sutan Sjahrir.
Sedangkan menurutnya, mahasiswa saat ini bisa belajar dari mana saja dan tidak terpaku kepada satu cabang keilmuan semata.
Sementara pengalaman, katanya merupakan suatu pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dikumpulkan dari pengalaman dan pemahaman dalam konteks pribadi yang terinternalisasi dalam setiap individu.
Dia juga mengatakan, “Mahasiswa harus siap dengan apa yang hendak dituju dan dilakukan. Jika sudah siap, tidak ada alasan untuk tidak mampu bersaing,” ujarnya.
Disamping itu dia juga memberikan tips kepada mahasiswa dalam meraih mimpi dan sukses.
Diantaranya yaitu, melatih diri sejak dini dan memiliki mimpi sejak kuliah dan selalu belajar dari siapapun.
Kemudian, memiliki aktivitas bermanfaat yang memiliki nilai kontribusi kepada keluarga, masyarakat dan Negara.
Menurut pengakuan Hendra Susanto, “Saya sejak dini membangun kemampuan, kapasitas, jaringan dan keinginan selalu belajar dari senior ataupun atasan,” kata pria kelahiran Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel), 14 September 1972 silam itu.
Bahkan, katanya, dirinya bisa menjadi salah seorang pimpinan di BPK RI juga karena adanya kemauan dan keberanian memulai sesuatu yang baru, mengingat dirinya yang berlatar belakang pendidikan seorang Teknik Sipil.
“Siapa yang menyangka saya yang berlatar belakang Teknik Sipil bisa menjadi seorang pemeriksa di BPK RI, membawahi BUMN pula,” katanya.
Pemahaman penguasaan subject matter, katanya, menjadi kunci utama dalam keberhasilan pemeriksaan.
Terakhir Hendra Susanto mengatakan, “Ilmu tertinggi dalam pemeriksaan adalah saat melakukan investigasi, perhitungan kerugian negara dan menjadi ahli di pengadilan,” ujarnya. (H.A)