Tanah Datar, Tikalak.com. – Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE.MM secara zoom membuka resmi Seminar Nasional dan Orasi Ilmiah dengan tema “Manajemen Mutu Pendidik dan Kependidikan di Era Digital”yang diadakan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tanah Datar bertempat di Auditorium Kampus II UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Minggu (14/05), pukul 09.00 WIB. Selain itu juga diadakan penandatanganan MoU dengan pihak UIN MY. Sekitar 2500 peserta yang merupakan anggota PGRI datang menghadiri acara ini.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Umum PGRI (Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd), Ketua PGRI Tanah Datar (Drs. Edial Yuspita, MM), Wakil Rektor III UIN MY (Dr. Sirajul Munir, M.Pd), Kadis PDK (Riswandi, M.Pd), Kacabdin Wilayah IV Disdik Prov. Sumbar dan para tamu undangan lainnya. Sementara narasumber dalam acara ini Ketua Umum PGRI Pusat (Prof. Dr. Unifah Ryosidi, M.Pd) dan Rektor UIN Mahmud Yunus (Prof. Dr. Marjoni Imamora, M.Sc.)
Sementara Bupati Eka Putra dalam sambutannya menyampaikan, menekankan pentingnya pendidik dalam membentuk masa depan generasi muda, dan menyatakan bahwa inovasi dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Tampak Ketua Umum PGRI Pusat Prof. Dr. Unifah Ryosidi, M.Pd photo bersama Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Tanah Datar Inhendri Abas, S.Pd.MM dan anggota PGRI lainnya disela acara Seminar Nasional dan Orasi Ilmiah di Kampus II UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Minggu (14/05).
Selanjutnya pemkab Tanah Datar merasa bangga, karena selain seminar ini dirasa penting, Kabupaten Tanah Datar merupakan kabupaten pertama di Sumatera Barat yang menerapkan pedoman kerja antara PGRI dan Kepolisian.
Kemudian Wakil Rektor III Dr. Sirajul Munir, M.Pd, mewakili rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar menyampaikan, menyoroti pentingnya sistem pembelajaran inovatif berbasis digital yang berfokus pada pendekatan berorientasi pada siswa dan gaya belajar, mempromosikan pemikiran kritis dan kreatif, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang ramah anak.
Dalam arahannya Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Prof. Dr. Unifah Rosyidin, M.Pd, menekankan perlunya pendidik dan tenaga kependidikan untuk terus meningkatkan kompetensi mereka dalam menghadapi tantangan dan perubahan lingkungan pendidikan di era digital saat ini. PGRI juga memberikan perlindungan hukum bagi pendidik dan tenaga kependidikan melalui Lembaga Bantuan Hukum PGRI (LKBH) dan MoU dengan kepolisian.
Maka untuk itu Ketua PGRI Drs. Edial Yuspita, MM mengundang semua pihak untuk dapat bekerjasama dalam menghadapi tantangan ini dan terus meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. PGRI akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan pendidikan, dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan bijak dan efektif dalam proses belajar mengajar. Selain itu, PGRI akan berupaya meningkatkan perlindungan hukum bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk memungkinkan mereka menjalankan tugas mereka dengan tenang dan nyaman.
Edial mengatakan tujuan seminar ini agar para guru-guru mau menyampaikan aspirasinya, pikiran atau uneg-uneg yang selama ini terasa dan perlu diperjuangkan. Apalagi masalah operator di tingkat SD yang sangat luar biasa dibutuhkan keberadaannya. Jika tidak ada operator mungkin kepala sekolah akan kesulitan dalam melaksanakan tugasnya terutama administrasi, tetapi mirisnya tenaga honorer itu tidak bisa dibayar, tidak diakui oleh pemerintah secara anggaran, karena judul operator itu tidak ada dalam anggaran atau DIPA Pemerintah.
Kemudian lanjut Edial, Oleh karena itu PGRI akan berusaha bagaimana regulasi ditingkat pusat itu bisa dibunyikan adanya operator untuk sekolah, sehingga bisa dibayarkan gaji atau honornya.
Saat Tikalak.com menanyai salah seorang Pengurus PRGI Kabupaten Tanah Datar yang sekaligus Ketua Panitia Pelaksana acara ini Wisnaldi, MA tentang tujuan diadakannya seminar ini mengatakan, “Tujuan adalah sebagai motivasi karena begitu banyaknya tenaga honorer dan persoalan tenaga honorer di Tanah Datar, itulah makanya muncul ide untuk mendatangkan Ketua Umum PGRI Pusat guna bertatap muka dengan kita bersama dalam rangka menjemput aspirasi dari guru-guru di daerah yang mudah-mudahan nanti akan kita perjuangkan apa yang disampaikan oleh guru-guru kita tersebut ditingkat nasional.”, katanya
Selanjutnya ujar Wisnaldi, “inilah yang menjadi motivasi bagi kita, dan sekaligus selama PGRI ada itu kita belum pernah bertemu dan bertatap muka dengan Ketua Umum PGRI yang selama ini sudah bersusah payah memperjuangkan nasib guru”, pungkasnya.(R.A)