Padang Panjang, Tikalak.com – Pertamina melalui Sub Branch Manager (SBM) Rayon III Sumbar bersama Disperdakop UKM Kota Padang Panjang menggelar operasi pasar bertahap mulai Kamis (15/6) hingga dua hari ke depan. Kegiatan ini dilakukan guna memastikan ketersediaan gas elpiji 3 kg dilapangan.
Adapun kegiatan operasi pasar ini dilakukan dengan menyasar seluruh kelurahan yang ada di Kota Padang Panjang. Pada operasi pasar ini, Pertamina menyiapkan 6 ribu lebih tabung gas Elpiji 3 kg melalui dua agen yaitu MT dan PT. Anggaraksa Putera Wijaya serta 56 pangkalan yang tersebar di masing-masing kelurahan.
Sementara menurut Sub Branch Manager (SBM) Rayon III Sumbar, Dery Pratama Sofyan mengungkapkan, operasi pasar ini dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan elpiji masyarakat Padang Panjang.
Disamping itu operasi pasar ini juga bertujuan memudahkan masyarakat mendapatkan elpiji subsidi dan sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp17.000/tabung
Dery mengatakan, “Operasi pasar dilakukan setelah diskusi antara Pemko Padang Panjang dengan kita Pertamina serta Dinas ESDM Sumbar kemarin di Padang. Selain itu, operasi pasar ini dilaksanakan juga untuk memastikan pemerataan elpiji di masyarakat dan sesuai dengan HET,” ujarnya saat melakukan pemantauan lapangan operasi pasar.
Kemudian disebutkannya, pola operasi pasar agar tepat sasaran telah diatur. Konsumen hanya boleh membeli satu tabung dengan melampirkan fotokopi KTP sebelum pembelian.
Hal ini dilakukan supaya tidak ada lagi terjadi pengulangan pembelian dalam waktu bersamaan.
Selanjutnya Dery juga mengungkapkan, sejatinya kuota elpiji 3 kg untuk Padang Panjang sudah dihitung sedemikian rupa.
Berdasarkan perhitungan Pertamina, maka seharusnya di kota ini masih terjadi surplus LPG 3 kg. Jadi operasi pasar dilakukan untuk memastikan ketersediaan gas 3 kg di lapangan dan memastikan pembelinya adalah masyarakat yang berhak atas LPG subsidi.
Menurut Dery, “Terjadinya kelangkaan ini diperkirakan disebabkan karena ada penyaluran yang tidak tepat sasaran. Ulah dari beberapa oknum yang memanfaatkan momen ini untuk menjual harga elpiji lebih tinggi dari HET,” sebutnya.
Kemudiwn berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, Dery menyebutkan, ada empat kelompok sasaran yang berhak memperoleh distribusi LPG 3 kg. Yaitu rumah tangga tidak mampu, usaha mikro, petani sasaran dan nelayan sasaran. Sedangkan usaha laundry, hotel dan restoran tidak dibolehkan membeli LPG 3 kg.
Dery juga berharap, “Selain operasi pasar, kita juga melakukan berbagai upaya untuk memastikan distribusinya tepat sasaran. Antara lain sidak berkala dan penertiban pembelian LPG 3 kg di pangkalan. Kita berharap operasi pasar ini dapat diawasi semua pihak, termasuk Pemerintah Daerah agar tepat sasaran,” harapnya.
Sementara itu, Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, SS, M.Si mengatakan, pantauan pelaksanaan operasi pasar di sejumlah pangkalan, terlihat harga di tingkat pangkalan sudah sesuai dengan ketentuan, yaitu Rp17.000/tabung.
Kemudian disamping itu, ujar Putra, juga nampak warga sudah membeli dengan melampirkan fotokopi KTP dan KK. Mereka hanya bisa membeli satu tabung.
Diharapkan ke depan penjualan LPG 3 kg dapat berjalan sebagaimana yang disaksikan pada waktu operasi pasar ini.
Bahkan Putra juga meminta pada Pertamina untuk memperketat pengawasan terhadap agen dan pangkalan. Jangan sampai ada oknum yang melakukan praktik di luar ketentuan. Seperti menetapkan harga di atas HET dan mengizinkan pembelian dalam jumlah banyak, dan lainnya.
Disebutkan Putra. “Penyimpangan-penyimpangan seperti inilah yang akan menyebabkan gas 3 kg cepat habis dan hilang di pasaran. Pemerintah Kota siap menjadi mitra Pertamina untuk mewujudkan pendistribusian gas 3 kg tepat sasaran. Karena komoditi ini adalah barang penting yang disubsidi pemerintah, khusus untuk masyarakat miskin dan usaha mikro,” ucapnya. (R.A)